1.Reksa dana pasar uang (RDPU)

Dengan imbal hasil di atas deposito, RDPU menempatkan 100% dana pada instrumen pasar uang atau efek bersifat utang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun.[2] RDPU memiliki risiko paling rendah dan cocok untuk kamu yang memiliki profil risiko konservatif. Namun, ingat low risk, low return. [3]

2.Reksa dana pendapatan tetap (RDPT)

Reksa dana ini menginvestasikan minimal 80% pada efek utang atau instrumen obligasi yang jatuh tempo di atas satu tahun. Manajer investasi menginvestasikan kembali bunga yang diterima sehingga hasilnya lebih optimal.[4] Risiko RDPT berkisar antara konservatif hingga menengah dan cocok untuk investasi jangka pendek antara satu hingga tiga tahun.[5]

3.Reksa dana campuran

Reksa dana ini mengalokasikan dana investasi pada instrumen saham, obligasi, dan pasar uang dengan komposisi masing-masing paling banyak 79 persen. Alokasi investasinya beragam sesuai dengan profil risiko dan reksa dana yang kamu pilih.[6] Kamu dapat menggunakan reksa dana campuran untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah antara tiga hingga lima tahun. [7]

4.Reksa dana saham

Reksa dana ini memiliki potensi imbal hasil paling tinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Secara rata-rata, imbal hasilnya sebesar 18% dalam satu tahun. Manajer investasi akan menempatkan dana investor pada beberapa saham. Perlu diingat, harga saham berfluktuasi sehingga risiko investasinya tinggi.[8] Reksa dana saham cocok digunakan untuk investasi jangka panjang dalam waktu lima tahun atau lebih. [8]

Investasi reksa dana bisa membantu kamu semakin dekat dengan tujuan finansial.