ornament
ornament
Kembali ke Halaman Artikel

Multitasking dan produktivitas

Menurut studi dari Stanford University, mereka yang sering melakukan multitasking cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola perpindahan dari satu tugas ke tugas lain dan membedakan detail yang penting dan yang tidak. Kesulitan ini tetap muncul bahkan saat mereka sedang tidak multitasking. Ketika diminta mengerjakan satu tugas, mereka tetap merasa kesulitan untuk fokus.

Karena itu, multitasking bukanlah jalan pintas menuju produktivitas. Saat kita melakukan multitasking, kita memaksakan diri untuk fokus pada lebih dari satu pekerjaan sehingga konsentrasi kita terpecah dan hasilnya kurang maksimal. Penelitian dari Bryan College menemukan, upaya mengerjakan beberapa hal sekaligus ternyata malah mengurangi performa pekerjaan, yang berakibat pada kerugian global sebesar hampir US$450 miliar setiap tahunnya.

 

Bahaya multitasking

Penemuan dari Bryan College menunjukkan, multitasking dan berbagai dampak negatifnya menjadi makin marak di era digital. Ragam platform yang tersedia saat ini, seperti media sosial, website, dan aplikasi mobile membuat para penggunanya terbiasa berpindah dari satu platform ke platform lain. Perpindahan ini dapat dilakukan hingga 27 kali per jam sebagai upaya untuk melakukan segalanya dalam waktu yang cepat. Akibatnya, pengguna platform-platform tersebut menghasilkan output yang kurang maksimal, pengambilan keputusan yang buruk, serta memiliki tingkat stres tinggi dan kreativitas yang rendah. Selain itu, kebiasaan multitasking juga dapat menurunkan tingkat IQ sebanyak 15 poin dan mengurangi kecerdasan emosional dalam jangka panjang.

 

Setelah mengetahui dampak dari multitasking, upayakan dirimu untuk fokus mengerjakan satu hal sehingga kamu bisa tetap produktif dengan hasil yang maksimal.


Sumber:
[1]
https://doi.org/10.1073/pnas.0903620106

[2] http://www.bryan.edu/multitasking-at-work/

[3] http://www.bryan.edu/multitasking-at-work/