1.Apakah tes COVID-19 wajib sebelum traveling?

Pastikan kamu telah memenuhi peraturan daerah tujuan, misalkan menyiapkan hasil tes PCR H-2 sebelum penerbangan. Buat janji sebelumnya untuk menghindari kerumunan di tempat pengetesan. Pastikan juga tes yang kamu ambil akan keluar sebelum kamu melakukan perjalanan.

2.Pulang dari traveling atau kontak dekat dengan pasien COVID-19, apakah harus langsung tes?

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah karantina selama 14 hari. Seseorang rata-rata menunjukkan gejala sekitar 5-7 hari. Namun, periode inkubasi virus sendiri sekitar 2-14 hari. 

Walaupun tidak ada gejala selama karantina, kamu masih tetap berisiko terkena atau menyebarkan virus corona. Gunakan masker, jika kamu masih tinggal bersama orang lain di rumah.  Lakukan tes setelah karantinamu selesai.

3.Kapan seseorang berpotensi menular?

Seseorang yang sudah terpapar COVID-19 bahkan dapat menularkan virus 48-72 jam sebelum ia sendiri mulai merasakan gejala. Menurut peneliti, periode ini merupakan masa puncak transmisi virus terjadi. Untuk itu, karantina mandiri setelah kontak dekat dengan penderita COVID-19 bisa mencegah penyebaran lebih lanjut.

4.Tes apa yang sebaiknya dilakukan?

Terdapat dua tes COVID-19, yaitu tes viral dan antibodi. Tes viral menguji apakah saat ini kamu sudah terinfeksi atau belum, sedangkan tes antibodi menguji apakah kamu sudah pernah terinfeksi.[5] Tes viral dilakukan dengan tes PCR yang lebih akurat dalam mendeteksi virus dibandingkan dengan tes antibodi. 

5.Apakah jika negatif pasti aman?

Jika dites terlalu cepat setelah kontak dekat, kamu bisa jadi mendapatkan hasil false negative. Hasil tes bukan alasan untuk mengakhiri karantina lebih cepat karena perlu diingat bahwa periode inkubasi virus hingga 14 hari. Selain tes, kamu juga tetap perlu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Tes COVID-19 memang penting, namun tetap perlu diiringi dengan protokol kesehatan.