ornament
ornament
Kembali ke Halaman Artikel

Terlepas dari etika iklan tersebut, menjadi dewasa adalah hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Setiap orang pasti akan mengalami masa ini. Menyenangkan atau tidak, sejatinya penangkapan yang berbeda pada setiap individunya. Yang jelas, tidak ada kehidupan yang selalu menyenangkan. Pada beberapa waktu, akan selalu ada titik-titik rendah yang memang menjadi bagian dari dinamika kehidupan.

 

Di antara banyaknya fenomena dalam kehidupan menjadi dewasa, quarter life crisis menjadi topik momok bagi sebagian orang yang beranjak menuju dewasa. Usia 25 tahun bisa saja menjadi usia terbahagia seseorang, di saat orang lain merasa usia ini adalah periode paling menyiksa. Inilah masa-masa kita terlalu sering menangkat kepala dan melihat keberuntungan orang lain sekaligus mengutuk 'kesialan' kita. Mengapa mereka berhasil, mengapa aku tidak beruntung, mengapa dia mendapatkan pekerjaan yang baik, mengapa aku harus menjalani kehidupan yang tidak menyenangkan. Setidaknya kalimat tadi menggambarkan dinamika pada beberapa orang. Kalau kamu mengalami kondisi seperti ini, ada baiknya kamu belajar membuka pikiran melalui rekomendasi buku tentang quarter life crisis seperti di bawah ini.

 

The Subtle Art of Not Giving A F*ck

 

assets.awesomestufftobuy.com

 

Buku karya Mark Manson ini sudah ditranslasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul terjemahan 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat'. Judulnya terdengar kasar? Sekilas. Meski begitu, narasi di dalamnya punya makna dalam sekalipun ditulis dengan nuansa satir. Tersinggung? Oh, jangan sampai merasa demikian bila belum membaca bukunya hingga selesai.

The Subtle Art of Not Giving a F*ck adalah rekomendasi untuk para pejuang quarter life crisis, di mana mereka biasanya akan terlalu berusaha untuk menjadi sama dengan kawan-kawannya dan, yang paling kurang bisa dipahami adalah, terlalu sering mendengarkan opini orang lain. Hei, itu opini, jelas saja subyektif. Mark Manson mengajarkan hal yang menurut penulis penting untuk ditanamkan dalam nilai kehidupan kita: jadilah diri sendiri. Klise? Tidak, menjadi diri sendiri tidak pantas disebut klise. Maknailah, dan wujudkanlah.

 

Adulthood is A Myth

 

 

https://i.pinimg.com/originals/e4/43/9c/e4439cad92cbef878978fd0c16e79758.jpg

 

Buat sebagian orang yang tidak tahan untuk disemangati dengan buku-buku inspiratif, jangan terlalu tegang. Setidaknya rileks sedikit dan tertawai kehidupan. Kamu bukan satu-satunya orang yang mengalami krisis kehidupan ini. Hei, hampir semua orang mengalaminya. Perbedaan mereka terletak dari cara menerima dan mengelola apa yang mereka dapatkan.

Bagaimana cara menertawai kehidupan? Kamu bisa baca komik berjudul Adulthood is A Myth karya Sarah Andersen. Iya, ini adalah sebuah buku komik yang menceritakan dinamika dan kejadian umum sehari-hari: procastination, pintar menulis tapi bodoh dalam berbicara, menyadari kalau artis idola kita ternyata jauh lebih muda daripada kita, dan banyak tema lainnya. Makna? Mungkin tidak bisa memberikan penanaman nilai kehidupan seperti buku inspiratif lainnya, tapi buku ini mampu menghibur dengan penggambaran karakter yang lucu dengan kondisi yang relate pada kita.

 

Don't Worry, It Gets Worse

 

amandaroseblog.typepad.com

 

Antara realistis dengan pasrah, judul buku karya Alida Nugent ini memang menggambarkan sesungguhnya yang terjadi dalam kehidupan quarter life. Getting worse than before? Absolutely. Tetapi sekali lagi ditekankan, semua orang mengalaminya kok. Buku ini bukan sebuah kumpulan narasi inspiratif yang berusaha menampar pembacanya bahwa 'kehidupan itu sejatinya indah' atau 'Anda bisa karena Anda berusaha'. Ini adalah sebuah alternatif novel yang mengisahkan pengalaman penulisnya ketika melanjutkan pendidikannya ke jenjang Master (S2). Tuntutan menjadi dewasa dan prosesnya memang sangat, sangat tidak mudah. Bahkan, sesederhana untuk menyiapkan diri sendiri dengan kebutuhan harian dan mendisplinkan diri sendiri sebagai seseorang yang dewasa, bukan perkara mudah. Meski bukan sebuah novel inspiratif, setidaknya pembaca diyakinkan bahwa krisis itu bisa dilewati.

 

Filosofis Teras

 

 

img.jakpost.net

 

Ketika kita mencari pembenaran bahwa kita kesulitan untuk menjalani masa hidup tertentu, seringkali kita menjadi terlena untuk tidak mengusahakan yang terbaik untuk diri kita sendiri. Sehingga pada beberapa kasus, orang terjerumus pada konsep di pikirannya sendiri - yang kemudian termanifestasikan pada kehidupan nyatanya. Selain membaca buku-buku referensi tadi, ada baiknya kamu melengkapi literasimu dengan bacaan (relatif) ringan satu ini.

 

Filosofi Teras merupakan sebuah buku yang menjabarkan tentang filsafat Yunani dan Romawi Kuno. Sesuai dengan tujuan artikel ini, buku satu ini direkomendasikan untuk membantu pembacanya menghadapi quarter life crisis dan krisis kehidupan lainnya melalui pembentukan mental yang tangguh. Krisis kehidupan bukan hanya saat usia 25 tahun saja, semakin tua selaras dengan semakin banyaknya krisis kehidupan yang lebih kompleks. Keberhasilan seseorang dalam menghadapi itu semua, salah satunya adalah karena pengelolaan emosi yang baik. Bagaimana caranya? Kamu perlu baca buku satu ini.

 

Tidak ada orang yang bisa meloncati masa krisis dalam hidup. Akan tetapi, tidak perlu takut dengan konsep 'masalah usia seperempat abad' ini. Biarkan itu menjadi sebuah momen dan jalanilah kehidupan dengan usaha bertahan hidup sebaik mungkin. Pahit-manis adalah paket rasa dalam perjalanan manusia mengembara di dunia. Jadi, nikmatilah termasuk saat-saat buruk yang mungkin kita temui. Tak pernah ada kesia-siaan dalam setiap momen kehidupan. Percayalah bahwa apa yang kita alami sekarang tidak jauh dari cara alam menyiapkan kita untuk mampu menyelesaikan tantangan selanjutnya.