ornament
ornament
Kembali ke Halaman Artikel

Kanker kolorektal adalah keganasan yang menyerang usus besar manusia. Usus besar terdiri dari dua bagian yaitu kolon dan rektum. Usus besar ini memiliki peranan untuk menyerap air dan sisa mineral dari hasil pencernaan di usus halus. Kanker kolorektal umumnya berawal dari polip pada permukaan usus besar, seiring waktu dalam 10-15 tahun polip tersebut dapat berkembang menjadi kanker kolorektal.

Kanker kolorektal mulai menjadi silent killer bagi usia produktif. Dr.Kimmie Ng, direktur Young-Onset Colorectal Cancer Center pada Dana-Farber Cancer Institute di Boston AS menyatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan banyak pasien muda, dan umumnya mereka bahkan sama sekali belum tahu mengenai kanker kolorektal saat terdiagnosa. Menurut laporan American Cancer Society pada Maret 2020, persentase jumlah penderita kanker kolorektal pada usia <50 tahun meningkat sekitar 2% tiap tahunnya.

Faktor resiko yang dapat memicu kemungkinan terdiagnosa kanker kolorektal antara lain obesitas, kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, diet kurang serat dari sayur dan buah-buahan serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, riwayat diabetes dan adanya keluarga yang mengalami kanker kolorektal juga menjadi faktor resiko yang perlu diperhatikan. Namun, berdasarkan pemaparan dari dr.Kimmie Ng, pasiennya yang berusia muda banyak juga yang mempunyai gaya hidup sehat, rajin berolahraga, tidak obesitas dan tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker. Menurutnya, salah satu faktor resiko yang signifikan adalah konsumsi daging olahan dan berpengawet. Daging olahan dapat berbentuk sosis, burger dan sebagainya.

Beberapa gejala awal dari kanker kolorektal adalah diare dan atau konstipasi/sembelit yang tidak juga sembuh, munculnya darah pada feses, rasa tidak nyaman pada perut, kadang disertai dengan frekuensi buang gas yang sering, merasa lelah terus menerus dan adanya penurunan berat badan signifikan tanpa sebab yang jelas. Deteksi dini kanker kolorektal sangat berperan untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan. Chadwick Boseman saat terdiagnosa kanker kolorektal pada tahun 2016 telah mencapai stadium 3, dimana sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening.

Andrea Cercek, wakil direktur Memorial Sloam Kettering Center for Young Onset Colorectal Cancer, menyatakan bahwa terkadang usia muda terlalu sibuk dengan karir dan kegiatan kesehariannya sehingga mengabaikan gejala-gejala awal kanker kolorektal. Jadi, tidak perlu malu untuk memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala diatas, apalagi jika gejala yang dimaksud tidak juga sembuh dan persisten selama berbulan-bulan.


Referensi:

1. What is Colorectal Cancer? American Cancer Society. 2020. https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/about/what-is-colorectal-cancer.html

2. Colon Cancer. Mayo Clinic. 2019. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/diagnosis-treatment/drc-20353674

3. Indonesia Fact Sheet. Global Cancer Observatory (Globocan) 2018. International Agency for Research on Cancer. World Health Organization. https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf

4. Chadwick Boseman’s death is making young people think about colon cancer. Here’s what to know. Washington Post. September 2020.

5. https://www.washingtonpost.com/lifestyle/wellness/colon-cancer-chadwick-boseman-tips/2020/09/03/13d224f2-ed29-11ea-99a1-71343d03bc29_story.html


Artikel disusun oleh Johnson & Johnson Indonesia team, dalam rangka kerjasama edukasi onkologi antara PT FWD Life Indonesia dan PT Johnson & Johnson Indonesia.