Pandemi COVID-19 mengakibatkan pemakaian masker menjadi suatu kewajiban. Sebagai alternatif dari kelangkaan masker bedah, masker kain yang fashionable banyak beredar di pasaran. Salah satu jenis masker kain yang populer adalah masker berbahan scuba atau neoprene. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa masker scuba kini tidak dianjurkan untuk digunakan. Apa alasannya?

Apa itu masker scuba?

Scuba adalah jenis kain yang terbuat dari neoprene, bahan sintetis pengganti karet. Umumnya, kain scuba bersifat ringan dan lentur sehingga nyaman dikenakan. Kain scuba juga dapat dengan mudah di-print dengan warna dan motif sesuai keinginan. Karena itu, kain scuba menjadi pilihan banyak produsen untuk membuat masker yang ekonomis dan nyaman dengan banyak pilihan model.[FS(1] 

Mengapa masker scuba dilarang?

Sejak 21 September lalu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menetapkan peraturan bahwa penumpang dilarang untuk mengenakan masker scuba dan buff ketika menaiki KRL dan MRT.^[1] Melalui keterangan resmi, Kemenkes juga mengamini kebijakan tersebut. Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa masker scuba dan masker berbahan kain lain yang hanya terdiri dari satu lapis dikhawatirkan tidak bisa menyaring droplet pembawa COVID-19.[2]

Menurut spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan MSc, SpP, kemampuan masker scuba dalam memfilter droplet tidak cukup tinggi untuk menghindarkan penggunanya dari virus corona. Pori-pori kain scuba yang lebar menyebabkan efektivitasnya hanya berkisar pada 0-5%. Efektivitasnya sangat jauh dibandingkan dengan masker bedah yang dapat menyaring 30-95% partikel dengan ukuran 0,1 mikron.^[3]

Kalau sudah terlanjur punya masker scuba, apa yang perlu dilakukan?

Tidak usah khawatir, karena masker jenis ini tetap dapat digunakan. Syaratnya, masker scuba harus digunakan sebanyak tiga lapis atau dikombinasikan dengan masker lain agar tetap efektif melindungimu.^[4] Dengan begitu, kamu tetap dapat mengoleksi masker-masker scuba bermotif unik asal digunakan dengan cara yang benar.