ornament
ornament
Kembali ke Halaman Artikel

Tapi tidak sedikit juga orang yang berkomentar dan melemparkan pertanyaan: mengapa kita sangat bersedia membayar sejumlah uang tiket film untuk melihat sebuah karya yang tujuannya menakut-nakuti penonton? Atau bisa disederhanakan: mengapa sebagian orang kecanduan untuk melihat film horor? Ini bukan sekadar sebuah kesenangan pribadi. Ada alasan ilmiah yang bisa menjelaskan fenomena ini.

 

Salah satu penjelasan ilmiah tersebut bisa dijelaskan dari sisi Ilmu Psikologi. Namanya adalah Controlled-Environment Theory. Teori ini cukup mirip dengan Terapi Paparan (Exposure Therapy) yang biasa digunakan sebagai terapi bagi orang dengan fobia tertentu. Ketika kita dihadapkan pada paparan hal yang kita anggap mengancam - dalam hal ini adalah film horor yang kita tonton - kita menjadi 'terbiasa' untuk mengaktifkan respon alami dalam diri kita yang dikenal dengan istilah fight-or-flight. Respon ini dirasakan ketika seseorang merasa bahwa dirinya berada dalam ancaman, sehingga pilihan yang ia punya hanya melawan atau kabur. Dalam hal ini, salah satu karakteristiknya adalah naiknya adrenalin. Bagi sebagian orang, memainkan adrenalin mereka adalah sebuah kelegaan tersendiri.

 

Apa hubungannya dengan andrenalin yang meningkat? Jawabannya adalah kecanduan alias adiksi. Adrenalin yang dilepaskan merupakan sebuah respon atas ketakutan akan ancaman yang kita rasakan - dan sensasi inilah yang melegakan namun juga ingin dirasakan kembali. Alhasil, orang merasa bahwa menonton film horor tersebut adalah jenis hiburan yang menyenangkan bagi mereka. Kembali pada statement bahwa ada sensasi tersendiri yang mereka rasakan sehingga mendorong seseorang untuk kembali mengulang pengalaman menonton film horor - maupun melakukan aktivitas yang sekiranya memberikan dampak serupa.

 

Penjelasan lain mungkin bisa dijelaskan oleh Psikolog bernama Svien Age Kjos Johnsen yang mengatakan bahwa menonton film horor bisa mengaktifkan sebuah perasaan dalam diri seseorang yang biasa disebut 'Pengaturan Emosi' (Emotional Regulation). Dengan menyaksikan sebuah film horor, seseorang bisa memiliki sense atau perasaan untuk mengontrol situasi di sekitarnya, atau mengalami pengalaman tersebut, dan menguasai atau mengalahkan perasaan takutnya sendiri. Bisa jadi melihat film horor adalah sebuah opsi bagi seseorang untuk mendistraksinya dari perasaan lain yang ingin dihindari.

 

 

https://www.comingsoon.net

 

Cukup banyak pakar yang turut membahas fenomena hobi menonton film horor ini dalam kaitannya dengan sistem dalam tubuh kita. Pakar lain berpendapat bahwa menonton film horor sejatinya sebuah seni memainkan otak dan pikirian penonton itu sendiri. Dalam level tertentu, otak kita berpikir bahwa kita sedang santai dan menikmati film sebagai sebuah hiburan. Di sisi lain kita juga cukup tegang karena ketika menonton film horor (atau thriller) kita berpikiran bahwa diri kitalah yang menjadi obyek - yang ingin dibunuh oleh karakter dalam film. Pada saat bersamaan, kita juga menyadari bahwa yang kita saksikan adalah sebuah seni, bukan hal yang nyata. Penjelasan ini cukup unik ya, karena juga mengangkat kemampuan alami dalam diri setiap manusia untuk membagi-bagi pikirannya di waktu bersamaan. Interesting!

 

Kenapa sebagian orang tergila-gila dan mencintai film horor sedangkan lainnya begitu membenci hal tersebut? Mungkin pertanyaan satu ini bisa dijelaskan ketika kita kembali pada masa kecil. Pengalaman kita di masa kecil sangat mampu memengaruhi kita terkait cara-cara kita merasakan ketakutan. Hal ini disampaikan oleh seorang Sosiolog bernama Margee Kerr, bahwa orang yang telah mengalamai pengalaman 'fun scary' - sebuah pengalaman yang tidak benar-benar menimbulkan rasa takut yang sesungguhnya - telah mengalami konsep dalam diri yang membingkai aktivitas tertentu dalam cara yang menyenangkan.

 

Dilihat dari sisi bisnis, ini menjadi sebuah peluang besar yang menguntungkan. Kecanduan tersebut tidak hanya dirasakan satu dua orang, tetapi masyarakat dunia dalam jumlah masif. Maka, kembali pada pembahasan awal, franchise film horor menjamur. Rumah produksi film berbondong-bondong menggarap film horor baik yang merupakan cerita baru, sekuel, maupun spin-off; baik yang merupakan film remake atau mengangkat dari novel baru. Franchise dan remake adalah keuntungan yang cukup menjanjikan dari produksi sebuah film horor. Keduanya hampir bisa dipastikan telah memiliki penggemar setia yang menunggu produksi film tersebut untuk segera ditayangkan. Sedangkan alasan lainnya yang relatif masuk akal adalah karena film horor relatif minim biaya namun tinggi pendapatan. Jadi, untuk apa menunda (atau mungkin menolak) opsi produksi film horor yang hampir selalu menjanjikan dengan target pendapatan tinggi?

 

Bagaimana pendapatmu tentang pembahasan kali ini? Apakah kamu juga menilai bahwa penjelasan ilmiah ini sesuai dengan apa yang kamu rasakan ketika menonton film horor? Setiap orang mungkin punya alasannya tersendiri. Kalau kamu mau berbagi cerita dan alasan tentang kecintaanmu dengan film horor, boleh dong tulis komentarmu di kolom bawah ini - supaya ada pandangan lain yang mungkin bisa jadi bahan penelitian tentang fenomena menonton film horor.