1.Siapkan dana darurat

Setiap orang wajib memiliki dana darurat sebesar 3-6 bulan pengeluaran, sehingga jika terjadi sesuatu, kamu masih mempunyai dana cadangan. Jangan lupa juga untuk tetap memiliki tabungan untuk berbagai tujuan yang kamu miliki, seperti liburan, pernikahan, dan lain sebagainya. [1]

2.Cek keuangan

Hindari berinvestasi jika kamu memiliki jumlah utang yang besar dan tidak memiliki dana darurat. Upayakan untuk menggunakan uang dingin atau uang cash yang tidak kamu gunakan dalam waktu dekat untuk berinvestasi.[2]

3.Tentukan tujuan keuangan

Terdapat tiga tujuan keuangan berdasarkan jangka waktu: pendek (<5 tahun), menengah (5-10 tahun), panjang (>10 tahun). Untuk jangka pendek dan menengah, deposito bisa jadi pilihan. Untuk jangka panjang, saham bisa menjadi kesempatan kamu untuk mendapatkan keuntungan sekaligus melawan inflasi. [3]

4.Pahami risiko

Toleransi risiko menentukan tipe investasi apa yang bisa kamu pilih. Investor agresif mengejar imbal balik maksimum dengan risiko besar melalui trading saham. Investor moderat memilih reksa dana perusahaan besar yang less volatile. Investor konservatif memilih investasi dengan risiko rendah, seperti deposito atau reksa dana pasar uang.[4]

5.Lakukan diversifikasi

Menginvestasikan seluruh uangmu dalam satu perusahaan adalah tindakan yang berisiko, karena kamu dapat kehilangan seluruh uangmu jika terjadi sesuatu. Lakukan investasi ke berbagai perusahaan atau jenis investasi lainnya untuk mengurangi risiko keuangan. [5]

Tidak ada kata terlambat untuk belajar berinvestasi. Dengan terus menambah wawasan, kamu bisa memilih investasi yang sesuai dengan kebutuhanmu. Selain dengan investasi, kamu juga bisa siapkan perlindungan untuk masa depan keluarga yang bebas khawatir.