1. Masker N95

Masker N95 tanpa katup terbukti sebagai masker yang paling efektif. Namun, CDC meminta publik untuk tidak menggunakan masker ini karena jumlahnya yang terbatas.  Saat ini, masker N95 diprioritaskan untuk para tenaga medis. Masker ini dapat memfilter 95% partikel dari udara yang dihirup. 

2. Surgical mask

Studi membuktikan, surgical mask dapat menyaring 60% dari partikel yang kita hirup. Masker jenis ini hanya bisa digunakan satu kali. Surgical mask melindungi penggunanya dengan menghalangi partikel besar atau percikan di udara. 

3. Cotton mask

Selain masker medis, masker kain yang terdiri dari dua lapis katun dan satu lapis materi sintetis juga terbukti efektif. Studi menunjukkan, masker kain satu lapis dapat mengurangi penyebaran droplet dari bicara, sedangkan masker dua lapis dapat mengurangi droplet dari batuk atau bersin.

4. Masker kain dengan filter

Bentuk masker memengaruhi efektivitas penyaringan. Masker yang menempel dengan ketat ke wajah adalah yang terbaik. Selain itu, masker dengan lipatan lebih baik digunakan dibandingkan masker dengan desain yang rata. Masker kain dua lapis dengan tambahan filter polypropylene dapat meningkatkan kemampuan penyaringan dari 35% menjadi hingga 70%. 

5. Masker scuba

Dijual di pasaran dengan beragam motif dan warna, masker scuba satu lapis merupakan salah satu masker yang populer digunakan. Namun, masker kain jenis ini terlalu tipis sehingga dikhawatirkan tidak efektif menyaring droplet. Efektivitas masker scuba berkisar antara 0-5%. 

6. Neck gaiter/buff

Bagi para pecinta olahraga outdoor, neck gaiter atau buff adalah item yang sering digunakan. Namun, masker jenis ini ternyata lebih berbahaya dibandingkan tidak memakai masker sama sekali. Bahan ini dapat memecahkan partikel besar menjadi kecil. Padahal, partikel kecil bertahan lebih lama di udara dibandingkan partikel besar.