Pramoedya Ananta
Toer – Bumi Manusia (1980)
Bumi manusia yang
kita ketahui saat ini tentu adalah salah satu buku yang sangat populer dan
paling dicari. Selain karena kualitasnya yang memang bagus, faktor diangkatnya
buku Bumi Manusia ke layar lebar oleh sutradara Hanung Bramantyo juga membuat
masyarakat penasaran dengan buku ini. Namun siapa sangka, buku yang ditulis
Pram −sapaan Pramoedya Ananta Toer− saat ia masih mendekam di Pulau Buru pada
tahun 1975 ini, sempat dilarang oleh Kejaksaan Agung pada zaman orde baru
karena dianggap mempropagandakan ajaran Marxisme-Leninisme dan komunisme.
Padahal sebenarnya jika diperhatikan, dalam buku ini Pram tidak menyebut
sedikit pun mengenai hal tersebut.
Karya pertama dari
Tetralogi Buru ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa di seluruh dunia. Buku ini
sendiri bercerita tentang seorang tokoh bernama Minke yang digambarkan memiliki
karakter yang revolusioner dan cerdas. Ia berani melawan ketidakadilan yang
terjadi di sekitarnya. Meskipun jika ketidakadilan berasal dari budaya
leluhurnya sendiri, yaitu budaya Jawa. Pada saat itu, di saat Belanda masih
berkuasa di Indonesia, apa yang dilakukan Minke ini merupakan sesuatu yang
sangat berani.
Melalui buku ini, Pram berhasil menggambarkan dengan baik bagaimana keadaan pemerintahan kolonial Belanda saat itu. Ia juga menunjukan nilai penting dari belajar. Bukan hanya dari buku, tetapi bisa juga dari pengalaman. Karena dengan belajar, nasib seseorang dapat berubah seperti yang terjadi pada Nyai Ontosoroh, yang tidak bersekolah, namun ia bisa menjadi guru yang hebat bagi siswa-siswi di HBS (Hoogere Burgerschool), termasuk bagi Minke. Tidak kalah dari guru-guru di HBS.
https://img.beritasatu.com
Eka Kurniawan –
Cantik itu Luka (2002)
Buku Cantik Itu
Luka adalah novel pertama karangan Eka Kurniawan, penulis Indonesia yang meraih
penghargaan Prince Claus Awards 2018. Penghargaan ini diberikan kepada insan
yang aktif berpartisipasi mengembangkan budaya di negaranya masing-masing.
Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2002 atas kerjasama Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Menceritakan tentang seorang perempuan di akhir masa kolonial yang dipaksa menjadi pelacur, bahkan sampai ia memiliki empat orang anak gadis, membuat buku ini dianggap oleh banyak kalangan, layak disejajarkan dengan karya-karya sastra dunia. Ia juga pernah masuk long list Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2003.
https://i.gr-assets.com
Jo Nesbo – Police
(2013) dan The Snowman (2007)
Selain
Pram dan Eka Kurniawan, Nana ternyata juga punya penulis favorit lainnya. Namun
kali ini, beliau bukan berasal dari Indonesia melainkan dari luar negeri,
tepatnya Norwegia, yaitu Jo Nesbo. Police dan The Snowman menjadi
beberapa buku yang masuk ke dalam daftar buku favorit Najwa Shihab.
Novel-novel
ini adalah bagian dari 12 buku seri The Harry Hole karya Jo Nesbo yang
terkenal. The Snowman adalah seri ke-7, sedangkan Police adalah
seri ke-10. The Snowman sendiri, setelah dialihbahasakan ke dalam bahasa
Inggris pada tahun 2010, akhirnya diadaptasi menjadi film dengan judul yang
sama pada tahun 2017 oleh Working Title Films.
Jo Nesbo yang menjadikan seri The Harry Hole sebagai debut kepenulisannya dalam novel bergenre crime-fiction, berhasil membuat adrenalin pembacanya terpacu bahkan sejak membuka halaman pertama. Kita seperti benar-benar merasakan bagaimana petualangan Harry dalam memecahkan setiap kasus yang ada. The Snowman bahkan berhasil meraih predikat international bestseller.
https://i.gr-assets.com
Joko Pinurbo –
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi: Sehimpun Puisi Pilihan (2016)
Ternyata, tidak hanya novel, Najwa Shihab juga suka membaca puisi. Salah satunya adalah puisi-puisi karya Joko Pinurbo. Puisi Joko Pinurbo memang memiliki kekuatannya tersendiri. Kalimat-kalimat yang ditulisnya biasanya elok tetapi nakal. Ciri khas inilah yang juga ditunjukan penulis lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta ini, dalam puisi seperti Celana, Tahilalat, dan Buku Latihan Tidur.
https://2.bp.blogspot.com
Muhammad Quraish
Shihab – Tafsir Al-Mishbah (2001)
Berbeda
dari beberapa buku sebelumnya yang merupakan karya sastra, Nana ternyata juga
memfavoritkan tafsir tulisan sang Ayah, Ustaz Quraish Shihab, yaitu Tafsir Al-Mishbah.
Tafsir
yang terdiri dari 15 volume ini adalah sebuah tafsir Al-Qur'an 30 juz pertama
di Indonesia dalam 30 tahun terakhir. Karya besar dari Quraish Shihab ini dianggap
sangat relevan dengan warna keindonesiaan yang khas dan dapat memperkaya
pemahaman dan penghayatan kaum muslim terhadap makna di setiap ayat Al-Qur’an.
Dalam
menulis tafsir ini, Quraish Shihab tidak hanya berdasar pada kitab-kitab tafsir
mu’tabar, tetapi juga banyak menjadikan temuan ilmiah dan kajian isu masa kini
sebagai rujukannya.
Wah
ternyata ternyata dibalik citranya yang serius selagi mewawancarai narasumber, Nana
juga masih suka membaca novel ya. Dari enam buku favorit Najwa Shihab di atas,
manakah yang pernah kamu baca? Atau jangan-jangan kamu juga memfavoritkan buku
itu? Apapun buku favoritmu selalu ingat kata Nana ya kalau kamu cuma perlu satu
buku untuk jatuh cinta pada membaca. Carilah buku itu, dan mari kita jatuh
cinta.