ornament
ornament
Kembali ke Halaman Artikel


© Newsbuster

Ann memulai tulisannya dengan sedikit bocoran mengenai bagaimana cara dirinya menjadi kritikus film. Dirinya menganggap hal tersebut sebagai ‘kecelakaan murni’ karena sebenarnya dia bukan seorang pecinta film sejati.

Namun nasib mendekatkannya pada dunia film. Lulus dari kuliah di bidang ilmu pemerintahan, Ann mengadu nasib ke New York dan bergabung dengan majalah film, Premiere. Di sana ia mulai menulis banyak hal tentang film. Waktunya dihabiskan untuk mengamati setiap rilisan. Banyak orang yang terlibat dalam dunia sinema yang telah ia wawancara, yang memungkinkan dirinya untuk menimba ilmu tentang pembuatan film dari mereka.


© Goodreads

Ada tujuh bab yang tercantum dalam buku TALKING PICTURES ini. Isinya mengajak pembaca untuk berkenalan dengan penaskahan, pelakon, desain produksi, sinematografi, penyuntingan, suara dan musik, serta penyutradaan.

Ada satu hal menarik yang ia dapatkan saat mewawancarai George Clooney. Aktor gaek ini mengemukakan pendapatnya bahwa sebuah film bagus tidak akan bisa dihasilkan dari naskah yang buruk. Tetapi sebaliknya, banyak contoh film buruk yang dihasilkan dari naskah yang sebenarnya baik.


© Youtube/Politics and Prose

Ann menekankan bahwa membangun naskah itu penting. Bukan hanya dari segi dialog dan kata-kata, tapi juga bagaimana naskah tersebut dituangkan dalam bentuk visual. Menurutnya, naskah yang baik adalah naskah yang bisa memuaskan penonton, meski pada akhir film justru mengundang pertanyaan.

Untuk bab pelakon, Ann menyebutkan bahwa penting bagi aktor dan aktris untuk menonjolkan karakter yang dibawanya, walau pun peran yang dibawakannya bercitra buruk pada penonton. Baginya membawakan karakter itu harus pas, nggak boleh setengah-setengah, atau malah berlebihan, dan bisa disampaikan dengan baik, tanpa membuat penonton tahu bahwa sang pelakon sebenarnya hanya berpura-pura.

                        

© Chris Reed Film

Dalam sinematografi, Ann menyebutkan bahwa ini adalah sebuah seni yang berperan penting dalam sebuah produksi film. Sinematografi yang bagus akan mendorong mood penonton sesuai dengan keinginan sutradara. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa jangan sampai teknologi 3D diaplikasikan terlalu berlebihan, sehingga mengurangi unsur estetika dan hanya menjadi simbol kemalasan dari sang pembuat film.

Masih banyak hal menarik lainnyayang ditawarkan oleh Ann Hornaday. Mulai dari penyuntingan, bagaimana tata suara atau musik yang bagus, serta teknik penyutradaraan yang brilian. Semuanya ia kupas tuntas dalam bukunya, TALKING PICTURES .

Kalau kamu ingin menjadi sutradara, pemain film, atau bagian dari kru, biar makin #BebasBerekspresi, nggak ada salahnya memiliki TALKING PICTURES. Biar wasasanmu terhadap dunia film makin terbuka lebar